Belajar Adab

DELAPAN KAIDAH MENUNTUT ILMU (2)

By: Ustadz Nuruddin Abu Faynan

KAIDAH PERTAMA : MEMPERBAIKI NIAT DALAM MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah ibadah.

Ibadah tidak akan diterima kecuali dengan keselamatan niat dari berbagai noda.

Pada saat ini, Aku wanti-wantikan kepada diriku dan saudara-saudaraku untuk mewaspadai dua serangan hawa nafsu yang tersembunyi.

▪Hawa nafsu pertama:
Menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendapatkan tujuan-tujuan dunia.

Bahasa modernnya cara untuk mendapatkan pekerjaan atau belajar untuk mendapatkan harta.

Hati-hati dari hama ini, menodai niatmu.

Ilmu itu adalah Ibadah, Ilmu adalah jalan untuk mengenal Allah, jalan untuk mengenal hukum-hukumNya, Jalan untuk ke akhirat.

Apabila Ilmu dijadikan sarana untuk mendapatkan tujuan-tujuan dunia pasti tidak tersisa bagian disurga.

Rasulullah bersabda:

“من تعلم علما مما يبتغي به وجه الله لايتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة”

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dicari dengan ilmu itu karena wajah Allah, dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan dengan ilmu itu tujuan dunia, dia tidak akan mendapatkan bau surga pada hari kiamat” (HR, Ahmad, Abu Daawud, Ibnu Majah dan Haakim).

▪Hawa nafsu kedua:
Menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendapatkan kepemimpinan

Agar manusia mentaatinya, tunduk kepadanya dan wajah-wajah mereka berpaling kepadanya.

Bahasa moderennya; menuntut ilmu syar’i agar terkenal.

▪Diantara tanda-tanda hawa nafsu tersembunyi ini :

1- Segera berfatwa

Padahal dia hanya mendapatkan sebagian masalah lalu ia bersegera menancapkan dirinya untuk berfatwa dan mengajar sebelum dia paham.

2- Menyibukkan diri dengan ilmu-ilmu Ijtihad

Sebagian pelajar, mereka bersegera kepada ilmu-ilmu ijtihad lalu mereka menyibukkan diri dengan ilmu-ilmu ini.

Seorang pelajar yang menyegerakan dirinya di awal langkah belajarnya dengan menyibukkan diri dengan ilmu-ilmu ijtihad, biasanya timbul hal ini dari hawa nafsu yang tersembunyi dalam hati yaitu menjadikan ilmu sarana untuk mendapatkan kepemimpinan.

Nabi shalallahu alaihi wasallam mewanti-wanti dari hawa nafsu ini.

Nabi bersabda:
“Manusia pertama yang dengan sebab mereka api neraka dinyalakan pada hari kiamat adalah seorang ‘alim yang membaca Alqur’an agar dikatakan seorang qori…. dan seorang ‘alim yang mempelajari ilmu agar dikatakan pandai” ( HR, Muslim & Tirmidzi ).

Dari Jabir-semoga Allah meridhoinya-bahwasanya Nabi bersabda: “Janganlah kalian mempelajari ilmu, lalu dengan sebab ilmu itu, kalian berbangga-bangga kepada ulama. Dan jangan pula kalian mempelajari ilmu agar kalian dengan sebab ilmu itu mendebat orang bodoh. Dan janganlah kalian mempelajari ilmu agar kalian dengan sebab ilmu itu bisa melewati majlis-majlis. Maka barangsiapa yang melakukan hal itu, api neraka api neraka”(HR, Ibnu ‘AbdilBar).

Diantara keunikan sunnah Allah pada makhlukNya, bahwa mereka yang menuntut ilmu dan mencurahkan ilmu karena dua hawa nafsu ini walaupun ilmunya banyak tapi tidak ada keberkahannya dan tidak pengaruhnya kepada jiwa manusia.

Berbeda dengan ilmu yang mereka ambil dan mereka curahkan kepada manusia karena wajah Allah dan hari akhirat, ilmunya ada keberkahan walaupun sedikit, ilmunya ada cahayanya, ada pengaruhnya kedalam jiwa manusia yang sangat besar sekali.

Semoga bermanfaat

Disarikan dari buku: ” Barnaamij ‘Amaly Lil Mutafaqqihin” karya Abi ‘Aashim ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdul Fattah Al-Qaari.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button